• MA RAUDHATUL JANNAH PALANGKA RAYA
  • Dari dan Untuk Semua Golongan

PEU MANA MEINEGAKA SAWAI Asal cerita : Kabupaten Paniai, Papua

Alkisah, di daerah Paniai, Papua, terdapat sebuah kampung bernama Bilai. Tidak jauh dari
kampung terdapat sebuah gunung yang berdiri tegak dan tinggi bernama Zega. Penduduk
kampung Bilai percaya bahwa gunung itu ada penghuninya. Apabila terserang wabah
penyakit, mereka meminta sering bantuan kepada penghuni gunung
itu melalui seorang pawang yang diyakini memiliki kesaktian yang tinggi.
Suatu hari, penduduk Bilai ingin mengetahui dan melihat langsung wujud
penunggu gunung itu. Oleh karena rasa penasaran tersebut, para penduduk
mengundang seorang pawang untuk bermusyawarah di Balai Desa.
“Maaf, Pawang! Kami mengundang sang pawang untuk berkumpul di tempat
ini atas permintaan seluruh warga,” ungkap tetua kampung membuka
musyawarah itu.
“Kalau boleh saya tahu, ada apa gerangan?” tanya sang pawang penasaran.
Tetua kampung kemudian menjelaskan mengenai maksud mereka. Setelah
mendengar penjelasan tersebut, sang pawang pun dapat memahami keinginan
seluruh warga.
“Baiklah kalau begitu. Saya akan mengantar kalian menuju ke puncak Gunung
Zega. Saya pun merasa penasaran ingin mengetahui siapa sebenarnya
penghuni Gunung Zega itu. Selama ini saya selalu meminta bantuan
kepadanya, tetapi belum pernah bertemu secara langsung,” ungkap sang
pawang.
Keesokan hari, para penduduk dari kaum laki-laki berangkat bersama sang
pawang menuju ke puncak Gunung Zega dengan membawa senjata berupa
22
tombak. Perjalanan yang mereka lalui cukup sulit karena harus melewati
hutan lebat, menyeberangi sungai, dan memanjat tebing yang terjal. Meski
demikian, mereka berjalan tanpa mengenal lelah dan pantang menyerah demi
menghilangkan rasa penasaran mereka.
Setibanya di puncak Gunung Zega, para penduduk beristirahat untuk
melepaskan lelah. Suasana di puncak gunung itu sangat dingin dan sunyi
mencekam. Yang terdengar hanya suara-suara binatang dan kicauan burung
memecah kesunyian. Saat mereka tengah asyik beristirahat, tiba-tiba seekor
biawak besar melintas tidak jauh dari tempat mereka beristirahat.
“Hai, lihat! Makhluk apakah itu?” teriak salah seorang anggota rombongan
ketika melihat biawak itu.
Mendengar teriakan itu, anggota rombongan lainnya segera beranjak dari
tempat duduk mereka. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat seekor
biawak besar berkepala manusia, kakinya seperti kaki cicak, dan berkulit
keras seperti kulit biawak. Dengan tombak di tangan, mereka kemudian
mengepung biawak itu.
“Ayo kita habisi saja makhluk aneh itu!” seru seorang warga.
“Tenang saudara-saudara! Kita tidak perlu gegabah. Saya yakin, makhluk
inilah penghuni gunung ini,” kata sang pawang.
“Lalu, apa yang harus kita lakukan terhadap makhluk ini?” tanya seorang
warga.
“Sebaiknya kita tangkap saja biawak ini,” ujar sang pawang.
Akhirnya para penduduk bersepakat untuk menangkap biawak itu dan
membawanya pulang ke kampung. Setiba di kampung, biawak berkepala
manusia itu menjadi tontonan seluruh warga. Mereka sangat heran melihat
wujud makhluk itu. Kaum lelaki segera membuatkan kandang biawak itu
untuk dipelihara. Jika suatu ketika mereka mendapat musibah, mereka
dengan mudah meminta bantuan kepada biawak yang diyakini sebagai
penghuni Gunung Zega itu.
Tanpa mereka duga, ternyata biawak itu dapat berbicara layaknya manusia.
“Wahai seluruh penduduk kampung ini! Saya berjanji akan memenuhi segala
keinginan kalian tetapi dengan satu syarat,” kata biawak itu.
“Apakah syaratmu itu wahai biawak?” tanya sang pawang.
23
“Kalian harus memberikan saya satu kepala suku atau kepala kepala perang
sebagai tumbal,” pinta biawak itu.
Para penduduk pun tergiur mendengar janji biawak itu. Setiap penduduk
menginginkan harta benda. Untuk itulah, mereka berlomba-lomba mencari
satu kepala suku atau kepala perang untuk diserahkan kepada biawak itu.
Perang antarsuku pun tak terhindarkan sehingga banyak kepala perang dan
kepala suku yang menjadi korban.
Lama-kelamaan, kaum lelaki di daerah itu semakin hari semakin berkurang.
Setelah melihat akibat dari menuruti permintaan biawak itu, para penduduk
menjadi sadar. Akhirnya mereka bersepakat untuk membinasakan biawak itu
agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban. Mereka pun menombak
biawak itu hingga tewas. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, biawak itu
sempat menyampaikan sebuah pesan kepada warga.
“Jika ada kabut yang muncul di puncak Gunung Zega, maka itu pertanda akan
terjadi perang.”
Sejak itulah, penduduk Bilai percaya bahwa kabut di puncak Gunung Zega
adalah kabut pembawa petaka.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MA Raudhatul Jannah Palangka Raya Buka PPDB TP 2023-2024

Pendaftaran siswa baru MA Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun Pelajaran 2023/2024 dimulai dari Februari sampai dengan Juni 2023. Untuk pengisian formulir dapat melalui link berikut in

10/03/2023 00:23 - Oleh Administrator - Dilihat 69 kali
Penerimaan Siswa Baru MA Raudhatul Jannah Palangka Raya TP 2023/2024

Penerimaan Siswa Baru dibuka dari bulan Februari sampai dengan Juni 2023 untuk Pengisian formulir Pendaftaran Peserta Didik Baru silakan klik link berikut ini : http://tinyurl.com/PPD

10/03/2023 00:04 - Oleh Administrator - Dilihat 66 kali
Tendik dan Pendik MTs/MA RadJa Berpartisipasi Ikuti JSK

Palangka Raya (Humas) - Seiring terbitnyamentari diufuk timur, pukul 05.30 wibkawasan Islamic Center IAIN Palangka Rayatepatnya di Gedung Bundar Pascasarjana,mulai dipadati oleh seluruh

20/01/2023 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 70 kali
Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia Edukasi Warga RadJa

Palangka Raya (Humas) - Kepala Madrasah bersamawarga Raudhatul Jannah yang terdiri dari tenaga pendidikdan kependidikan mengikuti sosialisasi edukasi mengenaikanker dan tumor dari Yayas

20/01/2023 09:52 - Oleh Administrator - Dilihat 95 kali
PUTRI KANDITA

Asal cerita : Bogor, Jawa Barat Alkisah, di daerah Pakwan (kini Kota Bogor), Jawa Barat, tersebutlah seorang raja bernama Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi yang b

15/01/2023 23:39 - Oleh Administrator - Dilihat 451 kali
Rafi'i Ganjar Jurnalis Pemula Dengan Penghargaan

Palangka Raya (Humas) - Mengawali bulan pertamasemester genap TP.2022/2023, MA dan MTs RaudhatulJannah melaksanakan upacara bendera gabungan padaSenin (9/01/23) dihalaman madrasah jl.Su

12/01/2023 20:58 - Oleh Administrator - Dilihat 101 kali
Penulis Berita Terbaik MA Rauhdatul Jannah Tahun 2022

.

10/01/2023 08:33 - Oleh Administrator - Dilihat 73 kali
Humas RadJa Raih Predikat Video Artistik Terbaik Kemenag Award 2023

Palangka Raya (Humas) - Di Awal tahun 2023 masih dalam rangkaian Kegiatan Hari Amal Bakti ke-77, Kemenag Kota Palangka Raya menyelenggarakan syukuran sekaligus Penganugerahan Kemenag Aw

07/01/2023 08:03 - Oleh Administrator - Dilihat 92 kali
MA RadJa Bagikan Rapor Semester Satu

Palangka Raya (Himas) - Momen yang palingdinanti pasca Ujian Penilaian Akhir Semester(PAS) adalah penerimaan laporan hasil belajarberupa rapor peserta didik selama semesterganjil. MA Ra

25/12/2022 17:48 - Oleh Administrator - Dilihat 112 kali
Api Unggun Maknai Simbol Kebersamaan

Palangka (Humas) - Puncak dari seluruhrangkaian kegiatan Persami adalah prosesimenyalakan api unggun di malam hari. DalamPramuka, api unggun dimaknai sebagai simbolkebersamaan antara se

19/12/2022 15:40 - Oleh Administrator - Dilihat 1178 kali